Masih di tanggal 2 September 2009
Lain dari kisah si Maba yang bayar parkir.
Assalamualaikum. Itu adalah kata yang tidak asing bagi kita. Itu adalah ucapan salam dengan artian mendoakan keselamatan bagi orang lain yang biasa diucapkan oleh orang muslim. Kata ini tidak hanya diketahui orang Islam saja, biasanya orang non Islam di negaraku juga banyak yang tahu, bahkan jawabannya juga karena negaraku adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Akupun orang Islam. Jadi sebenarnya kalau aku mengucapkannya. Itu bukan hal yang aneh. Tapi kali ini, mungkin itu adalah hal konyol yang kulakukan.
....
Sepulang dari bank pagi ini, aku masih punya waktu luang untuk menunggu jadwal kelas berikutnya. Sambil menunggu, aku menikmati putaran film detektif ”Max Payne” dari notebook temanku sementara temanku itu tidur di meja lobi kampus (banyak orang lewat sih. Tapi gag apa-apa. Udah biasa. Tapi memang sih temanku itu sering tidur di tempat yang tidak tepat tapi dia menurutku bukan penderita narkolepsia). Film itu berakhir sebelum kelasku dimulai. Jadwal kelasku berikutnya adalah pukul 13.00 WIB. Sebelum aku masuk ke kelasku aku pergi untuk ibadah shalat dzuhur dulu sendirian karena temanku sudah shalat. Tas berisi perangkat perang perkuliahan pun kutitipkan pada temanku untuk dibawa ke kelas. Temanku mau-mau saja meski tasku lebih berat dari seorang bayi belum lagi dia yang juga membawa tas leih erat dari tasku serta berkas-berkasnya.
Selesai shalat, tanpa merapikan diri dulu, aku bergegas menuju kelas. Waktu masih menunjukkan pukul 12.50 WIB. Aku dengan riang berjalan menuju arena kuliahku. (Wajah riang seperti yang kualami konon katanya karena shalat menghindaran kita dari perbuatan keji dan munkar, hehe. ) Waktu kubuka pintu kelas yang tertutup, dengan lantang kuteriakkan,” Assalamualaikum.”. Wekz... Eits, semua mata tertuju padaku. Bukan karena aku adalah Miss Indonesia. Tapi karena dosen sudah berada di depan kelas dan sudah memulai kelas sejak sebelum aku datang. Oh MeGod!!! Aku tidak menyadarinya. Padahal aku termasuk orang yang tahu bahwa jika pintu sudah ditutup it means dosen telah on. Waktu aku mengucapkan salam alhasil teman-teman sekelas terdiam dan yang menjawab adalah suara lembut dosenku yang mengeras karena beliau memegang microphone. Teman-teman lalu menertawakan aku dan menjawab secara bersamaan salamku. Duwh aku baru menyadari bahwa aku malu tapi belakangan. Untung saja dosenku bukanlah dosens etipe dewa kematian yang tidak isa memaklumi kesalahan yang mungkin diperbuat mahasiswanya. Karena sikapnya beliau selama mengajar kami beliau adalah dosen favorit Fingerz (genk-ku di kelas).
Puisi ukan Untuk Hari Ini
Dunia ini begitu syahdu
Memaksa hatiku luruh
Kasih sayang hanyalah sampah
Tegar adalah lemah
Tangis adalah aib
Memohon adalah nasib
Kepercayaan adalah normative
Keindahan hanya semi
Sendiri iadalah abadi
Kini jiwaku telah pergi
Tinggalkan segala mimpi
Tiada yang mengabdi
Hanya sepi
Tiada bersedih lagi
Karena sampai akhir nanti
Tak satupun mengerti
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar