Rabu, 18 November 2009

Semakin Jauh….

Aku bukan seorang luar biasa. Bahkan untuk kategori yang kugeluti aku dikalahkan oleh juniorku yang sesungguhnya tidak tahu lebih dalam dibandingkan aku. Aku bukannya sombong tapi jika semua orang erani membuktikannya maka aku akan berani menunjukkannya. Sayangnya aku tak memiliki kesempatan itu.

Aku........telah banyak waktuku kuikhlaskan untuk dunia yang tak kumengerti. Aku semakin tenggelam di dalamnya. Namun siapa yang tahu akan hal itu? Hingga aku menjadi konsumen jiwa yang cukup serius dan telah lama. Oh tidak. Bukan begini dunia yang kuinginkan... aku semakin jauh dari kenyataan. Aku tertipu oleh halusinasi.

Aku bahkan tak lagi dianggap teman bagi orang yang kuanggap teman. Aku bahkan tak disayang oleh orang yang kusayang. Aku bahkan tak dipercaya oleh orang yang kupercaya. Aku hanya bagai boneka tak berguna yang hanya bisa dipermainkan. Oh apa daya....

Tiap malam kuberdoa sambil menangis hingga habis terkikis air mataku, hingga habis jenis pintaku. Hingga kini ku baru menyadari bahwa aku tak menyadari apa yang sebenarnya aku inginkan.

Oh ayah oh ibu oh saudara saudaraku. Sesungguhnya aku benar-benar merindukan kalian. Aku sangat menyayangi kalian. Hingga sesak dada ini hingga hais nafas ini. Namun selama ini kalian tak pernah mengerti itu. Hingga aku berlari ke jurang tak berdasar. Hingga aku semakin jauh dari kalian. Aku telah kehilangan definisi keluarga yang banyak dibincangkan orang-orang. Aku kehilangan definisi persahabatan yang dibicarakan semua orang. Aku telah kehilangan kehidupanku.

Ketika terakhir kali yang kuingat aku punya kesempatan untuk pulang, gangguan itu muncul lagi. Perasaanku seperti erada di pulau yang tak ku kenal. Tiap aku terbangun dari tidurku aku menunjukkan raut muka ketakutan dan kadang histeris,,,, aku dimana??? Mungkinkah aku yang sudah tak mengerti dunia ini lagi? Atau tak ada lagi yang mau mengerti aku?

Aku ingin kembali. Tapi aku tak tahu harus kemana. Haruskah aku peduli pada semua orang (yang bahkan aku tak kenal) meski tak ada seorang pun peduli padaku? Aku lelah menangis lagi. Aku lelah tuk seolah kuat lagi. Aku rindu pada dunia yang telah meninggalkanku. Aku rindu keluargaku. Aku kangen teman-temanku, sahabat-sahabatku, kawan-kawanku.

Kini jiwaku benar-benar menjerit. Aku dalam kesusahan. Kemanakah aku harus bersandar? Siapa lagi yang bisa menolongku? Akankah ada yang mampu membawaku kembali? Mungkinkah pertanyaan-pertanyaanku ini adalah bagian dari halusinasiku saja?

Tidak ada komentar: