Kamis, 30 April 2009

The Calgary Family Assessment Model

The Calgary Family Assessment Model (CFAM) merupakan pengkajian yang menyeluruh, system kerangka kerja multidimensional, sibernetika, komunikatif dan merubah teori dasar. Kita mengadaptasi CFAM sebagai kerangka pengkajian keluarga yang dikembangkan oleh Tom & Sanders (1983) dan sekarang telah mengalami perbaikan. Adapun 3 kategori mayor CFAM meliputi structural, developmental, fungsional. Masing-masing kategori memuat subkategori. Ini sangat penting bagi perawat untuk memutuskan kategori yang relevan dan tepat untuk dikaji dengan tiap keluarga pada tiap poin saat itu juga. Tidak semua subkategori memerlukan pengkajian pada saat pertemuan pertama dengan keluarga dan beberapa subkategori tidak perlu dikaji. Jika perawat menggunakan semua subkategori, membuat data berlebihan.
CFAM merupakan konsep yang menggunakan 3 kategori pengkajian (structural, developmental, fungsional) dan dari tiap cabang diagram mempunyai banyak subkategori. (seperti diagram berikut)
1. Pengkajian Struktural
a. Internal
i. Komposisi keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji dalam kategori ini adalah anggota dan tipe keluarga, kepemilikan keluarga tentang anggotanya, perubahan dalam komposisi keluarga.
Ada 5 hal penting dalam konsep keluarga, antara lain :
1. Keluarga adalah sistem atau unit
2. Anggotanya bisa saling berhubungan atau tidak, dan bisa tinggal bersama-sama atau tidak
3. Terdapat kehadiran anak atau tidak
4. Memiliki komitmen dan ikatan diantara anggota keluarga untuk pencapaian tujuan masa depan
5. Fungsi dari unit caregiving meliputi proteksi, pemenuhan kebutuhan makanan, dan sosialisasi dari anggotanya
ii. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin merupakan suatu kepercayaan atau harapan mengenai perilaku dan pengalaman pria dan wanita. Kepercayaan tersebut berkembang karena budaya, agama, dan pengaruh keluarga. Jenis kelamin sangat penting diketahui perawat karena perbedaan pengalaman laki-laki dan perempuan di dunia adalah inti komunikasi terapeutik. Pengkajian subkategori ini termasuk pandangan keluarga terhadap maskulinitas dan femininitas.
iii. Urutan Posisi
Urutan posisi yang dimaksud adalah posisi anak-anak dalam keluarga sesuai usia dan jenis kelamin. Poin penting dalam pengkajian subkategori ini adalah urutan kelahirna, jenis kelamin, dan jarak kelahiran.
iv. Subsistem
Subkategori ini digunakan untuk melabeli atau menandai tingkat sistem diferensiasi keluarga. Keluarga menjalankan fungsinya melalui subsistem yang dimiliki. Masing-masing orang memiliki tingkatan kekuasaan dan penggunaan kemampuan yang berbeda. Pengkajian subkategori ini meliputi adanya subgroup dalam keluarga serta pengaruhnya
v. Batasan
Sub kategori ini berhubungan dengan peraturan ”mendefinisikan siapa yang terlibat atau termasuk dan berapa banyak”. Sistem dan sub sistem keluarga memiliki batasan, yang fungsinya untuk melindungi proses deferensiasi dari sistem atau sub sistem. Batasan-batasan itu cenderung berubah seiring waktu. Gaya atau jenis batasan keluarga dapat memfasilitasi atau bahkan memberi ketidakleluasaan dari fungsi keluarga. Batasan cenderung berubah seiring waktu.
b. Eksternal
i. Keluarga Besar
Yang termasuk keluarga besar itu adalah keluarga asli dan keluarga prokreasi generasi sekarang. Pengkajian dalam subkategori ini termasuk pentingnya keluarga inti dan pengaruhnya.
ii. Sistem Luas
Subkategori ini mengacu pada agen-agen sosial dan personal yang memiliki hubungan berarti dengan keluarga. Seperti sistem yang umun secara luas meliputi, sistem kerja, dan untuk beberapa keluarga mencakup keselamatan atau kesejahteraan umum, keselamatan anak, perawatan perkembangan, dan klinik pengobatan untuk klien yang rawat jalan. Sistem secara luas juga didesain untuk populasi khusus. Dalam pengawasan klinik yang perlu diperhatikan adalah makna sistem luas bagi keluarga.
c. Konteks
Konteks menjelaskan keadaan secara utuh atau latar belakang yang relevan terhadap beberapa kejadian atau kepribadian. Masing-masing sistem keluarga berkumpul dengan sistem luar seperti tetangga, kelas, daerah dan negara serta berpengaruh terhadap sistem keluarga.
i. Etnis
Subkategori ini dimaksudkan untuk konsep kebangsaan keluarga yang berasal dari kombinasi dari kebudayaan, ras dan agama. Etnis menjelaskan secara umum dari kesadaran dan ketidaksadaran proses yang dipancarkan oleh keluarga keseluruhan dan selalu dikuatkan oleh komunitas yang ada di sekelilingnya. (McGoldrick, 1988a). Suku adalah faktor penting yang mempengaruhi interaksi keluarga. Perbedaan etnis dalam keluarga dan pengaruhnya terhadap keluarga perlu dikaji. Perawat perlu mengetahui perbedaan nilai dan kepercayaan dalam keluarga.
ii. Ras
Ras dipengaruhi oleh diri individu dan identifikasi kelompok. Hal ini merupakan perluasan yang terdiri dari berbagai variabel seperti kelas, agama dan etnisitas. Tingkah laku rasisme, stereotype dan diskriminasi berpengaruh terhadap interaksi dalam keluarga, dan bila hal tersebut tidak dapat dikenali maka akan berdampak negatif terhadap keleluasaan hubungan antara keluarga dan perawat.
iii. Kelas Sosial
Subkategori ini terbentuk dari pendidikan yang dicapai, penghasilan, dan pekerjaan. Pengelompokan kelas sosial berdasarkan nilai, gaya hidup, dan perilaki yang berpengaruh pada interaksi keluarga. Kelas sosial juga berhubungan dengan sistem nilai dan kepercayaaan.
iv. Agama
Subkategori ini mempengaruhi nilai, ukuran keluarga, pelayanan kesehatan dan praktek sosial. Sedangkan spiritualitas adalah kepercayaan konvensional yang berpikir linier yang menyebabkan dan mempengaruhi pemikiran. Pengkajian untuk subkategori ini meliputi pengaruh agama dan aspek spiritual serta pengaruhnya terhadap perilaku kesehatan.
v. Lingkungan
Meliputi aspek komunitas yang lebih luas, tetangga dan lingkungan rumah. Faktor lingkungan seperti area yang adekuat dan bersifat pribadi serta akses menuju sekolah, pelayanan kesehatan, rekreasi dan transport umum yang mempengaruhi fungsi keluarga. Hal penting yang perlu dikaji adalah layanan masyarakat serta penggunaannya oleh keluarga dan pengaruhnya terhadap keluarga.
Struktur Alat Pengkajian
Genogram dan ecomap adalah dua alat yang sangat membantu perawat dalam merencanakan struktur keluarga internal dan eksternal. Alat ini dikembangkan dalam pengkajian, perencanaan dan intervensi.
1. Genogram
Genogram adalah diagram susunan keluarga. Bagan genogram menggambarkan hubungan genetic dan bagan genealogi. Menggambarkan kurang lebihnya 3 generasi. Anggota keluarga digambarkan dengan garis horizontal. Anak digambarkan dengan garis vertical. Lalu urutan posisi anak digambarkan dari kiri ke kanan dimulai dari yang paling tua. Lalu setiap individu di beri symbol sesuai jenis kelamin. Dalam bentuk siklus harus dicantumkan nama dan usia. Jika dalam keluarga ada yang meninggal (dia pria/wanita) disimbolkan garis pada sudut symbol.
2. Ecomap
Ecomap adalah diagram kontak keluarga dengan lingkungan. Tujuan ecomap adalah untuk menunjukkan hubungan anggota keluarga dengan sistem yang lebih besar. Ecomap menunjukkan sebuah gambaran dari keluarga dalam situasinya: menggambarkan perhatian penting atau konflik hubungan antara keluarga dan lingkungan.
Genogram dan ecomap dapat digunakan dalam semua setting perawatan kesehatan untuk meningkatkan kepedulian perawat pada seluruh keluarga dan interaksi keluarganya dengan system yang lebih besar dan keluarga besarnya (extended familinya).
2. Pengkajian Develompental
Untuk memahami struktur keluarga, perawat perlu memahami siklus perkembangan kehidupan dari masing-masing keluarga. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengkajian developmental terdiri dari tahapan, tugas dan kasih sayang dalam keluarga.
Dalam CFAM dijelaskan tahapan siklus kehidupan keluarga, proses transisi emosional dan perubahan kedua yang selanjutnya terjadi. Isu ini dapat menyempurnakan tugas di setiap tahapan. Dalam usaha untuk menjelaskan keanekaragaman perkembangan keluarga, berikut ini 5 contoh tipe siklus kehidupan keluarga beserta tugas keluarga dan kasih sayang di dalamnya:
1) Tahapan siklus kehidupan keluarga warga Amerika Utara kelas menengah
Tahapan 1 : Dimulainya Kehidupan Dewasa Muda
Tugas:
1. Perbedaan diri sendiri dalam hubungan keluarga
2. Perkembangan hubungan intim dengan teman sebaya
3. Perkembangan dirinya sendiri dalam hubungan untuk bekerja dan kebebasan finansial.
Kasih Sayang
Tidak ada kasih sayang yang benar maupun salah dalam tahap ini. Pengkajian yang penting bagi perawat adalah kepercayaan keluarga terhadap kasih sayang antar anggota dan penghormatan terhadap kasih sayang tersebut.
Tahap 2 : Pernikahan : Menjadi Anggota Keluarga
Tugas:
1. Membangun identitas Pasangan
2. Memantapkan hubungan dengan keluarga besar dari suami dan istri.
3. Merencanakan menjadi orang tua
Kasih Sayang
Kasih sayang dalam tahap ini biasanya menggambarkan ikatan antara suami dengan istri atau suami/istri dengan keluarganya.
Tahap 3: keluarga dengan anak muda
Tugas:
1. Sistem pengaturan hubungan untuk membuat ruang gerak pada anak.
2. Ikut serta dalam memandirikan anak, tugas financial dan rumah tangga
3. Memantapkan hubungan dengan keluarga besar.
Kasih Sayang
Orang tua perlu mengatur ikatan pernikahan, komunikasi tambahan dengan anak, waktu untuk pribadi dan waktu bersama. Anak memerlukan keamanan dan kasih sayang yang hangat dari orang dewasa, seperti mengembangkan hubungan persaudaraan yang positif.
Tahap 4: Keluarga dengan anak remaja
Periode ini selalu dikarakteristikkan sebagai masa transisi, baik dalam segi perubahan biologi, emosional, dan sosiokultural terjadi perubahan besar dan meningkat dengan cepat.
Tugas:
1. Perubahan dari hubungan orang tua-anak kepada mengijinkan remaja untuk diam di rumah atau keluar.
2. Memfokuskan kembali kepada isu keluarga dan karir.
3. Memulai perubahan ke depan dengan ikut terlibat dalam perawatan generasi tua.
Kasih Sayang
Semua anggota keluarga melanjutkan untuk memiliki hubungan dalam keluarga, atau lebih meningkat lagi, remaja lebih suka menjadi anggota dalam pertemanan daripada menjadi anggota keluarga. Suami dan istri perlu meninjau kembali hubungan dalam pernikahan mereka.
Tahap 5: Melepas Anak-Anak dan Membiarkannya Bergerak
Tugas:
1. Merundingkan kembali mengenai susunan pernikahan.
2. Perkembangan hubungan yang lebih dewasa antara anak remaja dan orang tuanya.
3. Meluruskan kembali keputusan untuk tinggal bersama-sama mertua dan anak remaja.
4. Mengurus keterbatasan dan kematian kakek/nenek
Kasih Sayang
Setiap anggota keluarga melanjutkan untuk memiliki keterkaitan di luar dan membangun peran baru yang sesuai dengan tahap ini.
Tahap 6 : Keluarga di saat hidup terakhir
Tugas
1. Mempertahankan fungsi diri dan pasangan yang mulai mengalami kemunduran fisiologis
2. Membuat ruangan yang menyenangkan
3. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, saudara dan mempersiapkan kematian.
Kasih Sayang
Pasangan akan mebangun kembali dan memodifikasi huungan sesuai tingkatan fungsi dari keduanya. Terdapat penyediaan interdependensi terhadap generasi selanjutnya. Orang tua sama-sama membantu dan menyuport anaknya, terutama anak perempuan. Hubungan intergenerasi cenderung lebih kuat dengan anak perempuan.

2) Tahapan siklus kehidupan keluaraga yang bercerai dan pasca bercerai
Sebagai pasangan yang tertua menemukan diri mereka dalam peran sebagai kakek/nenek dan ibu/ayah mertua, mereka harus mengurus pasangan anak mereka dan membuka jarak untuk cucu baru mereka.
Tahap Proses emosi dari perubahan tingkah laku Isu yang berkembang
Perceraian
Memutuskan bercerai Menerima ketidakmampuan untuk memecahkan masalah perkawinan demi kelanjutan hubungan. Menerima pasangan sebagai bagian dari diri sendiri pada kegagalan berumah tangga.
Rencana perubahan Mendukung biaya bagi seluruh system a. bekerja sama dalam masalah penjagaan, kunjungan dan financial
b. menghadapi perpecahan keluarga akibat perceraian
Perpisahan
a. secara sukarela melanjutkan hubungan suami istri secara kooperatif dan ikut mendukung financial anak
b. membangun kasih sayang terhadap pasangan a. berduka cita atas hilangnya nuclear family
b. membangun kembali kedudukan pasangan dan hubungan antara anak dan orang tua serta financial ; beradaptasi untuk hidup terpisah
c. mendapatkan kembali harapan, impian, dan keinginan tentang perkawinan
perceraian
Lebih bekerja pada emosi perceraian ; mengatasi rasa bersalah, terluka, amarah, dst. Memperbaiki kembali hubungan baik dengan keluarga yang telah berpisah ; tetap berhubungan dengan pasangan keluarga yang berpisah

Setelah Perceraian
Single family (yang sudah menikah lagi secara hukum) Keinginan untuk memberikan tanggung jawab financial, melanjutkan kontak orangtua dengan pasangan dan mendukung kontak anak dengan mantan pasangan dan keluarganya a. memudahkan kunjungan dengan mantan pasangan dan keluarganya
b. membangun sumber keuangan sendiri
c. membangun hubungan social
Single family (belum berkeluarga lagi) Keinginan untuk mengatur kontak orang tua dengan mantan pasangan dan mendukung pemeliharaan hubungan dengan anak a. menemukan jalan untuk melanjutkan hubungan orang tua yang efektif dengan anak
b. mengatur tanggung jawab keuangan terhadap pasangan dan anak
c. membangun jaringan social
Perceraian dapat terjadi di berbagai tahapan siklus kehidupan keluarga, maka dampaknya dapat berbeda-beda.
Quin & Alen menyebutkan dalam studinya dari 30 keluarga yang single parent mengalami kesulitan dalam mengatur waktu, uang, dan energinya. Keluarga ini menyatakan keperhatinanya secara serius tentang kegagalanya untuk bertemu keluarga besar dan harapan sosial untuk kehidupan berkeluarga secara normal dengan dua orang tua. Para perempuan merasa mereka harus memperhatikan tingkah laku yang bertentangan dengan tingkah laku yang mereka asumsikan. Mereka harus memperlihatkan bahwa mereka harus menikah lagi. Mereka merasa terus menerus dalam tekanan keluarga, teman, dan gereja untuk menikah lagi untuk memberikan kehidupan berkeluarga secara normal. Para perempuan tersebut dilaporkan terjebak dalam dua jepitan, mencoba menunjukkan sikap yang mungkin mereka dan suami baru, di sisi lain mencoba menggunakan sikap yang seakan-akan bertentangan yang memperbolehkan mereka untuk mengatur kehidupan mereka secara sukses. Upaya perawat dengan keluarga single parent untuk mengeksplorasikan mereka tentang harapan yang bertentangan ini adalah cara untuk menolong perempuan untuk merencanakanvrespon mereka dalam beberapa situasi yang bertentangan.
3) Tahapan siklus kehidupan keluarga dengan pernikahan dengan pasangan baru
Proses emosional keluarga dalam transisi ke pernikahan kembali berisi perjuangan yang penuh dengan ketakutan menjalin hubungan yang baru. Pernikahan kembali mengandung banyak permusuhan atau reaksi kurang baik (marah) dari anak, keluarga kedua belah pihak, dan dari mantan pasangan. Dibutuhkan penjelasan tentang keambiguan dari organisasi keluarga yang baru, termasuk peran dan hubungan. Seringkali terjadi peningkatan rasa penyesalan orang tua dan lebih berfokus kepada anak, dan mungkin merupakan goncangan positif maupun negative dari hubungan lama dengan mantan pasangan.
Tabel 3.3 Pembentukan Keluarga Yang Menikah Lagi: Sebuah Perkembangan
Langkah
1. Memasuki Hubungan Baru Pengembalian dari kehilangan dari pernikahan yang pertama / sebelumnya Berkomitmen ulang untuk menikah dan membentuk sebuah keluarga dengan kesiapan dalam mengatasi kekompleksitasan dan ketidakjelasan.
2. Mengonsep dan merencanakan pernikahan dan keluarga baru Menerima ketakutan pasangan baru dan anak berkaitan dengan pernikahan kembali dan pembentukan keluarga tiri.

Menerima kebutuhan dan sabar dalam mengatasi peningkatan kompleksitas dan keambiguan meliputi:
1. Berbagai macam aturan baru
2. Batas: ruang, waktu, keanggotaan, kepemilikan
3. hubungan perasaan : rasa bersalah, keloyalitasan, hasrat, luka yang tidak teratasi a. bersikap terbuka pada hubungan baru untuk menghindari kepura-puraan
b. Merencanakan untuk menjaga kerjasama keuangan dan hubungan dengan mantan pasangan
c. Merencanakan untuk menolong anak menghadapi ketakutan, konflik loyalitas, dan kepemilikan dalam dua system
d. Meluruskan hubungan dengan keluarga kedua belah pihak dengan melibatkan pasangan baru dan anak.
e. Merencanakan menjaga hubungan anak dengan keluarga pasangan yang lama
Menikah lagi dan membentuk keluarga Resolusi final dari sebuah ikatan dengan pasangan sebelumnya dan hubungan keluarga ideal
Menerima perbedaan model keluarga dengan batasan-batasan yang bisa dimodifikasi. a. menyusun ulang struktur batasan keluarga yang memungkinkan masuknya orang tua tiri yang baru.
b. Meluruskan kembali hubungan dan pengaturan keuangan termasuk sub systemnya yang memungkinkan campur tangan dari beberapa system.
c. Membuat ruang untuk membina hubungan dengan anak dan orang tua biologisnya, kakek nenek, dan keluarga terpisah yang lain.
d. Berbagi kenangan dan sejarah untuk mengembangkan hubungan keluarga yang lebih jauh.
4) Perbandingan tahapan siklus kehidupan keluarga berada dengan keluarga berpenghasilan rendah
Tabel 3-4. Perbandingan pada tahapan siklus kehidupan keluarga
Umur Keluarga tingkat profesional Keluarga berpendapatan rendah
12-17 • Mencegah kehamilan
• Lulus dari SMA
• Orang tua mengizinkan anak untuk mencapai kebebasan lebih besar • Terjadi kehamilan pertama
• Berusaha lulus dari SMA
• Orang tua memberikan control ketat sebelum kehamilan pertama. Setelah hamil, menjadi orang tua baru untuk bayinya
18-21 • Mencegah kehamilan
• Meninggalkan keluarga orang tua untuk kuliah
• Menyesuaikan untuk perpisahan orang tua-anak • Terjadi kehamilan kedua
• Tidak ada pendidikan lebih lanjut
• Ibu muda mendapatkan status dalam keluarga
22-25 • Mencegah kehamilan
• Berkembangnya identitas profesional lulusan sekolah
• Memiliki hubungan relasi yang serius • Terjadi kehamilan ketiga
• Menikah: meninggalkan orang tua untuk menetapkan langkah memulai keluarga baru
• Mengatur jaringan kekerabatan
26-30 • Mencegah kehamilan
• Menikah: berkembangnya pasangan inti, terpisah dari orang tua
• Mengembangkan karir yang dimiliki • Terpisah dari suami
• Ibu menjadi kepala keluarga dengan jaringan kekerabatan
31-35 • Kehamilan pertama
• Kembali kontak dengan orang tua
• Membedakan karir dan hubungan anak antara suami dan istri
• Pertama mampunyai cucu
• Ibu menjadi nenek dan merawat anak perempuan dan bayinya
5) Tahapan siklus kehidupan keluarga adopsi.
Status baru yang legal pada keluarga dengan adopsi tidak secara otomatis memberi efek yang sama terhadap psikologis. Perawat harus memberikan perhatian khusus dalam pembentukan keluarga adopsi. Sebagai contoh, sebagian besar agensi (penyalur anak-anak yang dapat diadopsi) menawarkan layanan adopsi yang terbuka, tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang telah bercerai, orang tua tunggal, menikah, atau pasangan rujuk untuk menjadi orang tua adopsi.
Proses adopsi dapat menjadi stressful atau joyful bagi beberapa keluarga. Selama fase perkembangan preschool, keluarga haus mengakui bahwa adopsi adalah kenyataan dalam keluarganya. Pertanyaan tentang hubungan tersebut seringkali muncul baik dari anak maupun orang tua. Beberapa hipotesis untuk menjelaskan penggambaran yang berlebihan dari anak-anak adopsi (terutama pada usia antara 11 sampai 16 tahun) dalam sistem rawat jalan kesehatan mental, antara lain:
1. Faktor genetik atau keturunan.
2. Kurangnya perawatan prenatal dan perinatal.
3. Efek samping adopsi, termasuk berbagai macam kekacauan pada awal kehidupan bersama.
4. Keadaan keluarga adopsi, termasuk masalah-masalah internal keluarga sebelumnya.
5. Perbedaan temperamen antara anak yang diadopsi dengan orang tua angkatnya.
6. Penyesuaian cara menghormati dan berkomunikasi, termasuk sikap orang tua tentang adopsi.
7. Kesulitan membentuk identitas yang kuat pada masa remaja.
8. Perbedaan usia yang terlalu jauh antara orang tua angkat dan anak adopsi.

3. Pengkajian Fungsional
Pengkajian fungsional lebih fokus terhadap bagaimana individu menjalani hubungan satu dengan yang lainnya.
a. Instrumental
i. Aktivitas Sehari-hari Kehidupan
Aspek instrumental kaluarga dalam subkategori ini mengenai aktivitas rutin seperti makan, tidur, memasak, melakukan pengobatan, mengganti pakaian, dan sebagainya. Untuk keluarga dengan masalah kesehatan, ini adalah masalah yang sangat penting. Aktifitas instrumental kehidupan sehari-hari biasanya lebih banyak, lebih sering terjadi, memiliki arti yang lebih besar karena sakitnya anggota keluarga.
b. Ekspresif
kebanyakan keluarga telah menghadapi sebuah kombinasi antara masalah instrumental dan ekspresif. Contohnya, seorang wanita tua mengalami luka bakar. Masalah instrumen seputar perubahan balutan dan program latihan. Masalah ekspresif atau afektif mungkin berpusat pada peran atau penyelesaian masalah. Jika sebuah keluarga tidak menanggulangi masalah instrumental dengan baik, kemudian masalah ekspresif juga hampir selalu ada, bagaimanapun sebuah keluarga dapat menghadapi dengan baik masalah instrumental dan masih memiliki masalah ekspresif atau emosional. Ini sangat berguna bagi perawat untuk menggambarkan instrumental dari masalah ekspresif. Keduanya memerlukan penyelidikan dalam pengkajian keluarga dengan cermat.
Bentuk interaksi adalah tujuan utama dari kategori pengkajian fungsional. Keluarga secara jelas tersusun atas individu-individu, tetapi fokus dari pengkajian keluarga tidak hanya pada individu tetapi lebih pada interaksi seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu, keluarga dilihat sebagai sebuah sistem interaksi anggota keluarga. Dalam memimpin pengkajian keluarga, perawat menjalankan asumsi bahwa individu memiliki pemahaman terbaik dalam konteks sosial sekitar mereka.
i. Komunikasi emosi
Subkategori ini menunjukkan rentang dan tipe emosi atau perasaan yang diekspresikan atau ditunjukkan atau keduanya. Pada umumnya keluarga mengekspresikan spektrum luas perasannya dari senang, sedih sampai ke marah, dimana keluarga dengan kesulitan sering memiliki bentuk yang cukup kaku dalam rentang ekspresi emosional yang sempit.
ii. Komunikasi verbal
Fokus subkategori ini terutama pada hubungan yang diekspresikan oleh isi verbal, dan hanya secara tidak langsung dari makna kata.
iii. Komunikasi non verbal
Subkategori ini memfokuskan pada variasi pesan nonverbal dan paraverbal pada saat anggota keluarga berkomunikasi. Pesan nonverbal meliputi posisi tubuh, kontak mata, sentuhan, gestur dan seterusnya. Kedekatan atau jarak diantara anggota keluarga merupakan sebuah komunikasi nonverbal yang penting. Paraverbal meliputi gaya bahasa, nada bahasa, menangis, gagap, dan lain-lain. Pengkajian perawat seharusnya menyertakan timing komunikasi nonverbal yang digunakan.
iv. Komunikasi sirkular
Subkategori ini meliputi komunikasi timbal balik antar orang. Ini merupakan pola untuk isu hubungan. Komunikasi sirkular bersifat adaptif.
v. Pemecahan masalah
Sub kategori ini merujuk pada kemampuan keluarga untuk memecahkan masalahnya sendiri dengan efektif. Hal yang penting untuk dikaji adalah siapa yang mengidentifikasi permasalahan pertama kali dan apakah dia berasal dari dalam atau luar keluarga, pola penyelesaian masalah keluarga.
vi. Peran
Sub kategori ini merujuk kepada pembangunan pola tingkah laku anggota keluarga. Peran adalah perilaku yang konsisten pada sebuah situasi tertentu. Peran bersifat tidak statis tetapi berkembang melalui interaksi individu dengan yang lain. Peran itu dipengaruhi orang lain, sanksi dan norma. Peran yang formal adalah peran yang disetujui secara luas oleh masyarakat ada pada norma. Misalnya peran ibu, suami dan anak. Peran yang informal berhubungan dengan pola pembentukan perilaku yang idiosinkratik pada sebagian individu, pada situasi tertentu.
Hal penting yang perlu dikaji perawat adalah bagaimana anggota keluarga menguasai dan menjalankan perannya.
vii. Pengaruh
Subkategori ini merupakan metode dalam mempengaruhi kebiasaan orang lain. Pengaruh atau control instrumental adalah penggunaan objek atau hak sebagai imbalan (seperti uang, nonton TV, menggunakan computer atau telepon, permen, rekreasi, dll). Pengaruh psikologis adalah penggunaan komunikasi dan perasaan untuk mempengaruhi perilaku. Sedangkan kontrol badaniah adalah hubungan badan secara nyata misalnya peukan, tamparan, dan lain-lain. Pengaruh positif maupun negatif terhadap keluarga sangat penting untuk dikaji.

viii. Kepercayaan
Subkategori ini adalah sesuatu yang mendasari ide, pendapat, dan asumsi yang dimiliki individu dan keluarga. Kepercayaan dan perilaku memiliki huungan yang sangat dekat.
ix. Persekutuan
Subkategori ini berfokus pada hubungan yang terarah, seimbang dan intensif antara anggota keluarga atau antara keluarga dan perawat. Sebagai perawat dengan mengkaji subkategori fungsional dari persekutuan / koalisi, perawat akan membantu memahami interkoneksi dengan kategori struktur dan perkembangan. Batasan subkategori struktural merupakan suatu bagian penting dari subkategori persekutuan / koalisi.

Tidak ada komentar: